Peluang Bisnis Cafe Bagian-3

Beberapa orang menyarankan, “Ah, bisnis itu yang penting berani aja. Modal nekat nggak apa-apa kok.” Keberanian dan kenekatan tentunya tidak sama. Nekat adalah ketika Anda tidak tahu menahu dan langsung menjalankannya. Berani, di sisi lain, adalah ketika Anda sudah mempunyai pengetahuan yang cukup dan memiliki arah yang jelas, sehingga Anda tahu apa saja yang harus dilakukan untuk meraih kesuksesan. Berani dalam berbisnis sangat disarankan, tapi jangan nekat. Kenali dulu apa yang Anda hadapi, formulasikan langkah-langkah Anda, baru kemudian eksekusi rencana tersebut. Pada artikel ini, saya akan melihat kondisi industri kafe terkini untuk menganalisis tentang kelayakan bisnis kafe. Kelayakan sebuah bisnis bisa kita lihat dengan menganalisis segi eksternal dan internal bisnis, serta industri yang dimasuki—dalam hal ini industri kafe.

Produk dan Pasar

Keberanian dan kenekatan tentunya tidak sama. Nekat adalah ketika Anda tidak tahu menahu dan langsung menjalankannya. Berani, di sisi lain, adalah ketika Anda sudah mempunyai pengetahuan yang cukup dan memiliki arah yang jelas, sehingga Anda tahu apa saja yang harus dilakukan untuk meraih kesuksesan.
Mari kita bicara terlebih dahulu tentang internal bisnis. Jika pada artikel sebelumnya Anda sudah menemukan konsep dasar dari bisnis kopi Anda, maka sekarang waktunya merumuskan batasan produk dan pasar yang Anda sasar. Sebagai contoh, Djournal Coffee di Jakarta menyasar kelompok konsumen kelas menengah ke atas yang menyukai kopi dengan kualitas yang cukup baik, menjadikannya sebagai gaya hidup, sekaligus mencari tempat hang-out yang nyaman bersama teman-temannya. Meski produk yang mereka utamakan adalah kopi, mereka juga memasukkan makanan berat ke dalam menu, dengan tujuan mengakomodir konsumen yang lapar sehabis bercengkerama di kafe. Untuk konsumen yang tidak suka dengan kopi, tapi menyukai tempat Djournal Coffee untuk ajang sosial dengan kawannya, pihak Djournal tidak lupa menyediakan minuman selain kopi seperti teh, coklat, dan bir. Maka, pertanyaan bagi Anda adalah: konsumen seperti apa yang ingin Anda incar? Lalu, produk apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan mereka? Jangan terpaku pada contoh di atas, karena konsumen kelas menengah ke atas tidak mutlak membuat bisnis anda sukses. Sah saja bagi Anda untuk memilih konsumen menengah ke bawah dengan produk yang harganya murah. Atau bisa saja Anda memilih konsumen kelas atas dengan produk yang berharga premium. Tanpa mempunyai produk dan pasar yang jelas, kelayakan bisnis kafe Anda jelas dipertanyakan.

Politik, Ekonomi, Sosial, dan Politik

Hal penting lain adalah faktor eksternal yang mempengaruhi bisnis. Secara mudah, faktor eksternal dapat kita bagi menjadi segi: 1) politik; 2) ekonomi; 3) sosial; dan 4) teknologi. Dari segi politik, jika Anda ingin membentuk bisnis waralaba, maka peraturan yang perlu Anda perhatikan adalah Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 07/M-DAG/PER/2/2013 tentang Pengembangan Kemitraan Dalam Waralaba untuk Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman. Jika Anda memiliki 250 gerai, maka gerai selanjutnya harus diwaralabakan, dengan mengutamakan UKM sebagai pihak penerima waralaba. Selain itu, ada pula klausul bahwa waralaba untuk industri makanan dan minuman harus menggunakan bahan baku dan peralatan usaha prouduksi produksi dalam negeri paling sedikit 80%. Tentu saja, jika Anda baru memulai usaha, hal ini tidak berlaku bagi Anda. Tetapi, jika Anda merencanakan untuk mengembangkan usaha Anda sampai level tersebut, maka faktor ini penting untuk dipikirkan. Dari segi ekonomi dan sosial, peningkatan UMR dan peningkatan jumlah kelas menengah menjadikan daya beli konsumen bertambah, yang berarti meningkatkan potensi bisnis kafe. Terakhir, faktor teknologi jelas mendukung dengan semakin berkembangnya teknologi baru dalam dunia kopi. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa faktor eksternal yang ada sangat mendukung iklim bisnis kopi.

Industri Kafe



Salah satu sajian kopi di kafe
Coffee Latte | Gambar dari Twitter Djournal Coffee

Analisis tentang industri secara sedeherhana dapat menggunakan konsepFive Forces Analysis yang dibuat olehMichael E. Porter. Analisis ini meliputi lima faktor, yaitu ancaman pesaing baru, ancaman produk substitusi, posisi tawar pembeli, posisi tawar pemasok, dan intensitas persaingan. Analisis ini dilakukan untuk melihat seberapa menarik industri tersebut untuk dimasuki.
Industri yang menguntungkan pastinya akan menarik minat banyak orang untuk ikut terjun ke bisnis itu, sehingga pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas semua pemain di indistri tersebut. Terlebih jika industri itu tidak membutuhkan modal kapital yang besar untuk memasukinya, semakin besarlah ancaman dari pesaing baru di industri tersebut. Hal ini terjadi di industri kafe, sehingga jika dilhat dari segi ancaman pesaing baru, industri ini kurang menarik untuk dimasuki.
Selain ancaman pesaing baru, faktor lain yang perlu dilihat adalah ancaman produk substitusi. Produk substitusi yang dimaksud di sini adalah produk alternatif selain kopi yang bisa dikonsumsi orang, misalnya teh dan minuman bersoda. Hanya saja, untuk industri kafe berbasis kopi, ancaman produk substitusi masih rendah karena belum maraknya kafe yang menjadikan teh sebagai fokus utamanya. Jadi bisa disimpulkan dari segi ini industri kafe masih menarik.
Posisi tawar pembeli berpotensi untuk memengaruhi industri. Jika konsumen tidak mempunyai pilihan, maka ketika ada kenaikan harga mereka tidak akan terlalu terpengaruh. Lain halnya jika konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan, seperti apa yang terjadi di industri kafe sekarang, maka konsumen akan mempunyai posisi tawar yang tinggi, dan bisa jadi malah menyetir kebijakan kafe, misalnya dalam hal pengaturan harga. Dengan begitu, dari segi posisi tawar konsumen, industri ini kurang menarik untuk dimasuki.
Selain posisi tawar pembeli, harus diperhitungkan pula posisi tawar pemasok. Dalam industri kafe, pemasok green bean maupun roasted bean dengan berbagai kualitas terbilang cukup banyak. Karena itu, posisi tawar supplier cukup rendah yang membuat industri ini masih menarik untuk dimasuki.
Faktor terakhir yang harus dianalisis adalah intensitas persaingan bisnis dalam industri tersebut.Penggunaan manual brewcold brew, dan teknologi-teknologi baru seperti Steampunkatau HG-One Grinder memberikan keunggulan bersaing bagi kafe-kafe yang mengaplikasikannya dengan membuatnya berbeda dari kafe lainnya. Tidak hanya dari segi peralatan, konsep kafe yang unik seperti yang dimiliki Bong Kopitown dengan konsep a la penjara juga dapat memberikan keunggulan bersaing. Hanya saja, keunikan-keunikan seperti yang dimaksud di atas masih cukup jarang dimiliki oleh kafe- kafe di Indonesia. Namun, harus dilihat bahwa peta persaingan kafe akan berbeda, tergantung dari daerah Anda. Umpama di Jakarta, yang sudah mempunyai banyak kafe, persaingannya akan lebih ketat daripada di Sukabumi. Berdasarkan kajian di atas, industri kafe masih menarik untuk dimasuki, terlebih di daerah yang belum memiliki banyak kafe.
Dari kelima faktor tersebut, dapat disimpulkan secara singkat bahwa bisnis kafe masih menarik untuk dijalankan, dengan catatan tambahan yaitu harus memberikan perhatian yang lebih kepada pesaing baru dan persaingan kafe di daerah Anda.

Penutup: Layakkah Berbisnis Kafe?

Faktor eksternal seperti politik, ekonomi, sosial, dan teknologi jelas mendukung bisnis kafe Anda. Industri kafe juga masih terlihat seksi untuk dimasuki. Dengan mempunyai pasar dan konsep produk yang jelas, maka Anda bisa tenang karena bisnis Anda sudah cukup layak untuk dijalankan. Lantas, bagaimana mulai menjalankannya? Persiapan-persiapan apa saja yang dibutuhkan? Nantikan artikel selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Jadwal Acara JEC (Jogja Expo Center) 2012

3 Cara Move On dari sang Maestro

Mengatasi Game Guard Steam Dota 2